Saturday, 13 July 2013

Si gadis & si pujangga I


Si gadis merajuk.
Si pujangga mengajuk.

Bertekak tentang hal siapa betul siapa salah, tentang siapa lebih besar pengorbanan, tentang makanan apa perlu menjadi selera makan malam mereka malam itu, tentang seluar tidur si pujangga, tentang gila si gadis bershopping, tentang si pujangga yg lupa membancuh kopi untuk si gadis dan lupanya juga si gadis membuat sandwich untuk si pujangga, semuanya tentang mereka yg melupai siapa mereka, dan apa yg menjadikan si pujangga dan si gadis bersama. Mereka ampuh terduduk di depan pintu, menggalas hati yg merapuh, masih berpaling dan merajuk. Gadis mulakan.


Si gadis, - hati aku sudah tenat
Si pujangga, - hati aku lagikan penat


Perbualan membatu.

Si gadis bingkas bangun dan berlalu pulang meninggalkan si pujangga yg tercegat duduk seperti kematian kucing. Si gadis dikira menang malam itu. Si pujangga kesal, malamnya berakhir sedemikian. Dia sekadar melihat gadisnya pergi membawa diri dan tenggelam dalam kelam. Dia mula menyelam, ke hatinya yg paling dalam. Mencari sedalam-dalam, apa yg telah karam. 

| Andika

4 comments:

  1. Kadang2 ada baiknya jika dibiarkan menang.

    Saat sendirian bukan untuk mengaduh kekalahan, tapi ya, untuk mencari sedalam-dalam, tentang apa yang telah karam.

    Semoga ketemu.

    Apa khabar kamu? :)

    -AsaSiaga-

    ReplyDelete
  2. Aku sihat dan baik-baik aja asasiaga. terimakasih :)

    kamu bagaimana ?

    ReplyDelete
  3. Masih mencari diri!

    Salam Ramadhan.

    -AsaSiaga-

    ReplyDelete
  4. Salam Ramadhan juga buatmu Asasiaga.

    Hati-hati mencari diri tuu :P

    ReplyDelete

Berteleku

Kini di lembaran baharu, aku menukil lagi, sisa yang tertinggal, di persembunyian rindu. Apakah kita yakin segalanya telah pergi? Begi...