Siapa lagi yg percaya ?
siapa lagi yg tahu semua .
Adakah aku hanya , hanya dinding yg diconteng anak kecil tentang impian ; masa depannya . Bukan sekadar imaginasi . Tapi anak dewasa ; dinding adalah ruang emosinya .
Aku lebih mengenali kau . Aku lebih tahu rahsia kau . Bukan aku memeras dalam tulisan rapuhku . Aku cuma mahu kau sedar . Tapi tidak , ia mimpi mustahil . Satu masa nanti dinding itu akan roboh , hasil tulisan-tulisan tercemar . Lama dia bertahan .
Wahai sang primadunia .
masihkah ada lagi imaginasimu
dulu waktu kecilmu
masihkah ada impian
Dan manusia jadian di luar ; sana
apa aku di mata kalian
adakah seperti kalian
Pastinya mereka anggap aku biasa ; mungkin terlalu biasa .
Sekali sekala ada gelak sinis dari mereka .
Mereka anggap aku tiada .
Mereka tidak tahu ; kalian semua
Apa jenis pengorbanan aku .
Apa jenis mati aku .
Aku masih juga berdiri .
kerna aku bakalan runtuh .
dan debu-debu yg terderu .
mahukah kau kutip , buat cium kenangan kita ?
tidak kan ?
Kerna mati aku telah sampai
cuma sesuatu
andai kata , Tuhan itu tetapkan .
Siapa lagi dibelakangmu ? Siapa ada untukmu ?
Aku sudah mati ketika itu .
menjawab dosa ; sebat oleh Malaikat .
| Andika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Berteleku
Kini di lembaran baharu, aku menukil lagi, sisa yang tertinggal, di persembunyian rindu. Apakah kita yakin segalanya telah pergi? Begi...
-
Sesal. atas dosa yang belum, dihitung kira. Pergi, boleh jadi adalah -- jalan pulang. Pulang. M. Rafi San
-
Ada yang bertiup pinta bermonolog sedang gelisah rapuhku gundah berkali-kali menyamar bukanlah aku gemar menggusar siapa aku ? di ...
-
Kini di lembaran baharu, aku menukil lagi, sisa yang tertinggal, di persembunyian rindu. Apakah kita yakin segalanya telah pergi? Begi...
No comments:
Post a Comment