Belumkah mau lupus
yg digelar sebagai 'dia' .
Bukan salah dia. Bukan itu yg dia pinta atau mau berjalanan terus. Bukan dirinya mau terus diingati, diletakkan paling penjuru hati. Bukan itu yg dia hajati, bukan, bukan, tidak sama sekali. Dia mestinya mau terus dilupai, tidak dikenang-kenang lagi, simpanan folder gambar pun hapuskan semua. Dia tak mau terus disayangi, oleh orang-orang yg dia tak punya hati, orang-orang yg tiada tempat utk dia isi dalam diri. Dia minta, dia terus dijauhi. Anggaplah perginya utk mati, dan dia t'lah mati semati-matinya.
-
" Janganlah ditunggu lagi, aku ada ramai pecinta utk dikasihi, seianya cerita lama tak lebih dari sebagian hidup, teruslah kau terus, usah lah kau menengadah pada langit yg keruh lantainya, tiada simpati buatmu, maafi aku "
|Andika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Berteleku
Kini di lembaran baharu, aku menukil lagi, sisa yang tertinggal, di persembunyian rindu. Apakah kita yakin segalanya telah pergi? Begi...
-
Kini di lembaran baharu, aku menukil lagi, sisa yang tertinggal, di persembunyian rindu. Apakah kita yakin segalanya telah pergi? Begi...
-
Berdikit-dikit berperasa lali . Diangkat tuk dicemuh, saban hari, kesekian minit berganti. Pabila ketetapan dianggap kemestian bagi-bag...
-
si dia -- bercita-cita mencari setia yg satu namun dia berani muncul pada yg t'lah 'dua' tidakkah si dia sudah menja...
No comments:
Post a Comment